Mie Bancir merupakan sajian kuliner khas masyarakat Banjar dengan bahan utama mie kuning.
Rasa Mie Bancir gurih sekaligus segar jika ditambahkan dengan perasan jeruk.
Mengapa dinamai Mie Bancir.
Dalam bahasa Banjar, Bancir sendiri berarti bencong atau banci.
Melansir artikel kompasiana oleh Kartika Eka H (ditulis 27 Desember 2016) penamaan mie bancir merujuk pada tampilan penyajiannya.
Setelah matang, mie disajikan dalam keadaan setengah basah. Antara berkuah dan kering.
Dikatakan berkuah, tapi karena kuahnya kental dan tidak terlalu banyak maka sekilas seperti kering layaknya mie goreng.
Jadi kesannya nanggung alias setengah-setengah.
Penampakan yang terlihat nanggung inilah yang menyebabkan sajian kuliner ini lebih familiar disebut dengan Mie Bancir.
Bumbu dasar yang digunakan untuk membuat kuah Mie Bancir kurang lebih sama dengan bahan untuk membuat hidangan Sop/Soto Banjar dengan ditambah saus tomat khas Banjar.
Untuk penyajian, Mie Bancir yang original biasanya di beri suwiran daging ayam kampung, irisan telur itik, taburan bawang goreng, irisan daun sop/seledri dan irisan limau kuit atau jeruk nipis.
Mie Bancir, Kuliner Jalanan Khas Masyarakat Banjar
Di Banjarmasin dan kota-kota lain di Kalimantan Selatan, sajian kuliner Mie Bancir relative mudah didapatkan.
Baik di warung kaki lima, kedai maupun di rumah makan yang memang secara khusus menyajikan olahan Mie Bancir dengan berbagai olahan inovatif sebagai turunannya.
Harganya pun bervariasi mulai dari kisaran 10 ribu hingga seterusnya.