Fish and chips dikenal sebagai makanan asli Inggris, meski ada catatan yang menunjukkan hidangan ini berasal dari Portugal. Sesuai namanya, hidnagan ini berisi ikan goreng tepung dan kentang goreng, disiram dengan saus.
Di Inggris, orang pertama yang menjual makanan ini adalah Joseph Malin yang saat itu masih berumur 13 tahun. Dia membuka gerai fish and chips pertama di London pada tahun 1860 dan menjadi bisnis keluarganya.
Namun, kini makanan ini bisa ditemukan di banyak tempat di London, salah satunya adalah The Laughing Halibut di sudut 38 Strutton Ground, Westminster. Restoran ini terkenal sebagai spesialis penyaji ikan-ikan lezat nan segar.
The Laughing Halibut berada di ujung jalan khas Kota London dengan naungan bangunan-bangunan bergaya kuno berfasad batu bata persegi berwarna cokelat kemerahan. Wilayah terkenal sebagai pasar kuliner tradisional.
Salah seorang pengunjung dari Indonesia, Fery, berkesempatan datang dan mencicipi fish and chips atau ikan kod dan kentang goreng berukuran standar seharga 13.95 poundsterling atau sekitar Rp273 ribu. Menurutnya, ikan kod yang disajikan memiliki tekstur yang agak tebal namun lembut dengan cita rasa air tawar yang tidak menyisakan aroma amis.
“Masaknya bagus, tidak amis. Porsinya pas untuk satu orang, tidak berlebihan. Mungkin kalau porsi ayam atau chips-nya lebih banyak, saya tidak bisa menghabiskannya. Menu ikan kod ini enak dinikmati dengan saus sambal dan tetesan jeruk lemon. Jadi tambah segar,” kata Fery.
Restoran ini menawarkan menu ikan kod dan kentang goreng berukuran besar yang dijual seharga 15.50 poundsterling.
Ayam goreng gurih
Selain menu ikan kod, restoran ini juga menyajikan menu ayam goreng gurih yang dihidangkan bersama potongan-potongan kentang goreng nan renyah. Makanan ini nikmat bila disantap pada siang hari ditemani dengan segelas jus apel atau sekaleng minuman berkarbonasi yang segar. Seporsi makanan yang terdiri atas dua potong ayam ditemani kentang goreng dibanderol 12,50 poundsterling.
“Kulit ayam goreng berbeda dengan ayam yang pernah saya makan di Indonesia. Lebih gurih, renyah tetapi tidak keras. Renyah dari bagian luar hingga ke daging di dalam, walau saya sempat mencicipi bagian dada yang bumbunya kurang terasa. Mungkin proses memasaknya belum sempurna. Tetapi secara keseluruhan, menu ayam di sini patut dicoba,” papar pengunjung lain bernama Rangga.
Meski begitu, menurut Rangga, porsi setengah ekor ayam goreng restoran berlabel halal tersebut tergolong berlebihan sehingga ia mengaku tak kuasa untuk menghabiskan menu makanan itu seorang diri.
“Tidak seperti ayam goreng di Indonesia, ayam di restoran ini sangat besar. Dagingnya padat dan sulit untuk menghabiskannya sendiri. Jadi, mungkin menu ini bisa dinikmati untuk berdua,” kata Rangga sambil melanjutkan melahap potongan paha ayamnya.
Nah, lain kali berkesempatan ke London, jangan lupa cicipi fish and chips dan ayam goreng khas kota ini di The Laughing Halibut.