Gudeg adalah hidangan khas Jawa yang terkenal dengan cita rasa manisnya. Makanan khas Jawa ini ternyata memiliki sejarah yang panjang dan penuh misteri. Salah satu varian gudeg paling umum adalah yang terbuat dari nangka muda, meskipun ada juga yang menggunakan rebung.
Asal-usul gudeg telah menjadi subjek perdebatan dan mitos selama bertahun-tahun, dengan berbagai versi cerita yang beredar di masyarakat. Hidangan ini tidak hanya terkenal di Jawa Tengah dan Yogyakarta, tetapi juga di seluruh Indonesia, bahkan hingga mancanegara. Jejak sejarah gudeg dapat ditelusuri sebelum berdirinya Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta yang menambahkan nuansa misterius pada asal-usulnya.
Mengapa diberi nama gudeg?
Awalnya, gudek diberi nama sesuai dengan cara memasaknya, yaitu dengan mengaduk bahan-bahan di atas kayu besar untuk mencegah pembakaran. Hidangan ini populer di kalangan masyarakat Jawa karena bahan-bahannya mudah ditemukan di halaman rumah.
Variasi awal gudeg dikenal dengan sebutan gudeg basah atau nyemak, tetapi jenis ini memiliki kelemahan karena tidak tahan lama dan sulit dibawa saat bepergian. Inovasi kemudian muncul untuk dapat menghasilkan gudeg kering dan memiliki masa simpan lebih lama. Gudeg kering ini memakan proses memasak yang lebih panjang, tetapi hasilnya dapat bertahan hingga 24 jam atau lebih jika disimpan di dalam lemari es.