Brunei Darussalam merupakan negara yang banyak memiliki fakta-fakta yang menarik di dalamnya. Selain itu, Brunei Darussalam adalah negara yang dipimpin oleh seorang sultan yang bernama Hassanal Bolkiah. Sebagai negara yang terletak di pulau Kalimantan, Brunei ternyata memiliki makanan khas yang tidak berbeda jauh dengan Indonesia.
Sebagaimana dilansir Jurnal Soreang dari berbagai sumber, ada satu makanan khas Brunei yang bernama Ambuyat. Ambuyat adalah makanan tradisional yang sangat disukai oleh para masyarakat di Brunei Darussalam. Bahan dasar untuk membuat ambuyat ini terdiri dari bubur sagu yang memiliki tekstur lengket dan berwarna putih menyerupai lem. Kemudian, ditambahi dengan sup ikan atau ampap ikan, sambal belacan, saus tempoyak, cah kangkung ikan bilis, lalapan, dan jeruk bambangan.
Makanan khas Brunei ini disantap dengan cara menggunakan sumpit kayu tebal untuk menyendokkan bubur yang kemudian dimasukkan ke dalam sup ikan. Sumpit kayu atau disebut juga chandas tersebut digunakan dengan mengulung-gulung bubur dan dicampurkan ke dalam sup serta sambal. Satu porsi dari ambuyat ini bisa dinikmati atau dimakan oleh sekitar tiga sampai empat orang. Sekilas, ambuyat ini memiliki kemiripan dengan makanan khas warga Papua dan Maluku yaitu papeda.
Dikarenakan, memang keduanya memiliki bahan dasar pembuatan yang sama dari tepung sagu. Selain sama terbuat dari bahan tepung sagu, ambuyat dan papeda pun sering dinikmati bersama ikan. Hanya saja, yang membedakan keduanya terletak pada varian kuahnya. Papeda hanya dinikmati dengan kuah kuning saja. Sementara itu, ambuyat memiliki varian kuah yang lebih banyak, dari sup ikan hingga saus tempoyak.